Salah satu yang saya kagum & sukai di Islam: Adanya kejelasan dalam soal HIRARKI ketundukkan.
Pertama:
Anak laki - laki nurut sama Ibu.
Dari dia masih umur 1 hari. Dia udah mimpi basah.
Sampe dia udah jadi punya anak juga dan harta berlimpah, tetep aja dia musti tunduk sama ibunya.
Kedua:
Istri nurut sama suami. Sejak dinyatakan “sahhh”, full musti nurut ke suaminya.
-----
2 doang. Tapi itu menyelesaikan berbagai kebingungan dalam pengambilan keputusan dan ketidak enakkan.
--
Case 1:
Ibunya si Ani minta Ani main kerumahnya hari Minggu. Suaminya ngajak “begitu - begituan” pas si Ani mau berangkat.
----
Cobaaaaa kalau gak ada aturan yang jelas tentang hirarki? Runyam tuh.
Dibilang parah, kalo pake akal, parah juga si suaminya emang.
---
Tapi ya karena aturannya jelas, jadi enak.
- Si ibunya Ani gak usah kesel kalo tau bahwa Ani gak jadi dateng, karena diminta suaminya.
- Si Ani gak perlu bimbang, harus menangin yang mana. Suami atau ibunya.
- Si suami juga gak perlu merasa bersalah, karena dia memang berhak atas hal tsb.
-----
Case 2:
Setelah suaminya meninggal, ibu Budi maunya tinggal sama si Budi.
Istrinya si Budi pengennya rumah tangganya sendirian. Gak perlu ada orang lain.
-----
Kalau pake akal, kayak agak ada kemungkinan jadi nyalahin ibunya Budi.
“Yailah bu, kan punya rumah sendiri, ngapain numpang sih!”.
-----
Tapi ya karena aturannya jelas, jadi enak.
- Si istri gak perlu/gak boleh kesel kalau ternyata suaminya nurutin ibunya. Lah dia kan emang musti nunduknya sama Ibunya.
- Si suami gak perlu merasa “gw kok gak ngebelasin istri sendiri ya”. Toh memang itu kewajiban dia untuk mentingin ibunya dibandingin istrinya.
- Si ibu juga gak perlu merasa tega - tegaan. Itu hak dia. Kalo dia pengen, ya gak papa. Gak perlu merasa “mementingkan diri sendiri, daripada menantunya”. Itu hak dia (2).
-----
2 doang.
Tapi itu membuat manusia secara defaultnya, akan punya posisi dimana dia harus nurut.
Dan dimana dia berhak diturutin.
---
Laki - laki:
- Jadi “budak”, ketika dia berhadapan dengan ibunya.
- Jadi “presiden”, ketika dia berhadapan dengan istrinya.
Perempuan:
- Jadi “budak”, ketika dia berhadapan dengan suaminya.
- Jadi “presiden”, ketika dia berhadapan dengan anaknya.
-----
Sumber: newsletter dari agankhalid.com
Posting Komentar untuk "Kejelasan Islam Dalam Soal Hirarki Ketundukan (Ibu, Anak, Suami, dan Istri)"